Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak
 suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum 
lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus 
memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai 
seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, 
lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat 
terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah 
perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai 
oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.
1. Tidak Punya Visi
Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang 
jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan 
ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. 
Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang 
telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah 
menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan
 laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang 
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan 
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga 
dan mengawasi kamu”. 
Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan 
bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. 
Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan 
benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.
Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”
2. Kasar
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk
 yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan 
tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita 
dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan
 patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai
 sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena
 itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para 
istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah 
para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat 
ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang 
bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.
Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia 
dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. 
Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat 
bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus
 belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan 
seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi 
menyiksa seorang manusia yang merdeka.
3. Sombong
Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena 
kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34).
 Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan 
hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: 
“Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku 
masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat 
bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik 
tidak suka mempunyai suami sombong.
Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa 
segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa
 istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. 
Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar 
dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama 
dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku 
sombong seorang suami.
4. Tertutup
Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya 
yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada 
istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, 
nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang 
lain. Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin 
terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka 
dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa 
didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.
Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar 
rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu
 jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain 
sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau 
berterus terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan 
untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat 
tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap 
suami yang begitu tertutup ini.
5. Plinplan
Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian.
 Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti 
punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di 
saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus 
dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam 
firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
6. Pembohong
Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. 
Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat 
pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah 
benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang 
tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul 
mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak).
 Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan 
dengan iman itu sendiri.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para 
suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan 
dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah 
menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang 
siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.
7. Cengeng
Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu 
Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia 
menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al 
Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. 
Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika 
menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan 
tidak sedikitpun gentar.
Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak 
meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak 
sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih 
dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
8. Pengecut
Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut 
(a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak 
menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan 
keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang 
tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang 
dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi 
selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di
 kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara
 tersebut.
Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang
 pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi 
bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.
9. Pemalas
Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari 
sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata 
kasal artinya malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. 
Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang 
suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan 
terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. 
Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah 
permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena 
malasnya seorang suami.
10. Cuek Pada Anak
Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih 
dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana 
kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini 
menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang 
anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada 
sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang 
kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang 
cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.
Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia 
beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti 
inilah yang sangat tidak disukai para wanita.
11. Menang Sendiri
Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu 
juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang 
selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih 
bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut 
ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan 
uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat
 mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu 
lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena 
itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan 
penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan 
sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air 
ketika salah satunya menjadi api.
12. Jarang Komunikasi
Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar 
rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah 
denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah 
kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering 
berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.
Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh 
suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak
 dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu 
mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.
13. Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi 
adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya
 selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan 
sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika 
seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan 
bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi 
dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh 
istrinya. Karena itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah 
cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang 
istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan 
menyebarkan bahu yang tidak enak. 
Wallahu a’lam
 
 
No comments:
Post a Comment